Jumat, 08 Maret 2019

siapa yang intip kamu

Saat berada di tempat umum yang ramai, pernahkah merasa sedang ditatap atau diperhatikan oleh beberapa pasang mata? Akibatnya muncul rasa kikuk atau grogi, lalu mencoba bersikap cool. Jika pernah atau malah sering, tak perlu khawatir sebab penelitian menemukan hal ini lumrah adanya.

Menurut para peneliti dari University of Sydney, ketika orang tidak yakin mengenai tatapan mata dari lingkungan di sekitarnya, otak cenderung mengirim sinyal seolah-olah sedang ditatap oleh banyak orang. Padahal tatapan tersebut belum tentu nyata dan mungkin hanya perasaannya saja.

"Persepsi menatap, kemampuan untuk mengatakan apa yang dilihat seseorang, adalah isyarat sosial yang dianggap biasa. Menilai apakah orang lain melihat kita mungkin muncul secara alami, tetapi sebenarnya tidak sesederhana itu. Otak harus melakukan banyak pekerjaan di belakang layar," kata peneliti, Colin Clifford seperti dilansir Counsel and Heal, Kamis (11/4/2013).

Sebelum muncul perasaan sedang diperhatikan, Clifford yang merupakan profesor psikologi ini menjelaskan bahwa orang harus aktif mencari isyarat bahwa orang lain sedang menatapnya. Isyarat ini misalnya melihat sudut mata seseorang dan arah kepalanya.

Meskipun isyarat ini dapat menunjukkan arah tatapan seseorang dengan tepat, otak tetap menganggap ada orang yang menatap ketika tidak ada isyarat visual yang jelas. Misalnya ketika melihat orang lain mengenakan kacamata hitam, orang percaya bahwa orang lain tersebut sedang menatapnya walau tidak ada petunjuk yang jelas.

Untuk menguji teori ini, para peneliti memperlihatkan para peserta penelitian beberapa foto wajah yang berbeda. Para peserta diminta memberitahu apa yang sedang ditatap oleh wajah dalam foto. Setiap foto dirancang sedemikian rupa sehingga sulit ditentukan ke mana arah tatatapan matanya.

Hasilnya, para peserta sangat yakin bahwa wajah-wajah dalam foto menatap mereka. Dalam laporan yang dimuat jurnal Current Biology, para peneliti menjelaskan bahwa meyakini ada orang lain yang sedang menatapnya belum tentu menjadi tanda paranoia, melainkan upaya untuk memahami orang lain.

Tindakan menatap wajah seseorang secara langsung biasanya dianggap sebagai ancaman. Dengan merasa ada orang lain yang sedang menatap, orang dapat bersiaga untuk melakukan langkah pencegahan. Tindakan menatap kenalan, keluarga dan teman-teman juga menunjukkan keinginan untuk berinteraksi.

"Dengan merasa ditatap orang lain, individu memiliki kesempatan untuk memperkuat interaksi sosial dengan cara terlibat dalam percakapan. Jadi persepsi tatapan mata tidak hanya melibatkan isyarat visual. Otak kita menghasilkan asumsi dari pengalaman dan mencocokkannya dengan apa yang kita lihat pada saat tertentu," kata Clifford.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar